Instant Internet Business Ideas
Minggu, 18 Oktober 2009

Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Berat (Bagian 2: Biosorben)


Alga sebagai Biosorben

Dalam pengolahan limbah industri yang mengandung logam berat, pemanfaatan alga baik dalam bentuk biomassa bebas maupun yang terimmobilisasi sebagai biosorben tidak diragukan lagi, karena metode ini sangat efisien, biaya relatif murah, hasil samping tidak berbahaya, biosorben dapat diregenerasi, dan ion logam yang teradsorpsi dapat di-recovery kembali (Kratochvil dan Volesky, 1998).

Biosorben dari biomassa alga
Biomassa alga dari beberapa spesies alga efektif untuk mengikat ion logam pada lingkungan aquatik. Berberapa spesies alga yang umumnya dimanfaatkan biomassanya adalah dari jenis alga coklat dan alga hijau. Pemilihan biomassa alga ini sebagai biosorben dilakukan karena spesies alga ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap pengambilan logam berat, mudah dibudidayakan, dan dapat diperoleh dari sejumlah laboratorium-laboratorium pengkoleksian kultur di berbagai negara.

Berikut adalah contoh biomassa alga yang potensial sebagai biosorben logam berat berdasarkan beberapa rujukan penelitian :
Tabel 2. Biomassa Alga yang Potensial sebagai Biosorben

Biomassa Alga Logam Berat Sumber Rujukan
Desulfovibrio
desulfuricans
Ganoderma lucidum
Sargassum sp.


Sargassum filipendula
Sargassum fluitans

Sargassum vulgare
Ulva reticulata
Sunflower stalk
Chlorella sp.


Nannochloropsis sp.
Cu
Cu
Cd
Cu, Cr, dan Ni
Pb, Cd, Cu
Cd, Zn, Cu
Cu
Cu
Fe
Cu
Cu
Cu
Pb, Cd, Cu
Pb
Cd
Pb, Cu
Chen et al., 2000
Muraleedharan et al., 1995
Yang and Volesky (1999)
Barkhordar dan Ghiasseddin (2004)
Mutia Rachmayanti (2007)
Valdman and Leite (2000)
Davis et al., 2000
Davis et al., 2000
Figueirira et al., 1999
Davis et al., 2000
Vijayaraghavan et al., 2005
Gang and Welxing, 1998
Buhani (2003)
Nurmalina Syafitri (2003)
Agung Sasongko (2002)
Yelni (2005)


Biosorben dari biomassa terimmobilisasi

Kemampuan alga dalam mengikat logam berat dalam bentuk biomassa secara langsung sangat dibatasi oleh beberapa kendala seperti ukurannya kecil, berat jenisnya yang rendah, dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain. Selain itu, biomassa alga tidak dapat digunakan secara langsung dalam kolom, karena sangat lunak dan tidak berbentuk granular. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka perlu dilakukan immobilisasi pada biomassanya dengan matrik pendukung.

Syarat suatu bahan sebagai matrik pendukung antara lain (1) mempunyai sisi aktif terutama mengandung gugus aktif yang reaktif, (2) mempunyai permukaan yang luas, (3) memiliki kapasitas pengikatan yang tinggi, (4) mempunyai daya tahan yang baik terhadap perubahan-perubahan pelarut kimia. Beberapa matrik pendukung yang dapat digunakan sebagai pengimmobil antara lain polimer etil akrilat etilen glikol dimetakrilat (Latifah, 1998), silika gel (Amaria, 2000; Buhani, 2003), Ca-alginat (Yalcinkaya, 2002), zeolit (Wight and Davis, 2002; Buhani dan Suharso, 2005), crosslink polietilamina-glutaraldehid (Valdman dan Leite, 2000), polietilena glikol (Dickerson et al., 1999), dan alumina (Griffin et al., 2002).

Penelitian tentang biomassa terimmobilisasi untuk menghilangkan ion-ion logam seperti Hg, Cu, Zn, Cd, dan Cu telah dilaporkan (Darnall et al., 1986; Haris dan Ramelow, 1990; Tong et al., 1994). Evaluasi kemampuan adsorpsi biomassa Chaetoceros calsitrans yang terimmobilisasi silika gel terhadap ion Cu dan Cd juga telah dilaporkan (Amaria, 1998), dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa biomassa Chaetoceros calsitrans mempunyai kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan biomassa yang telah terimmobilisasi silika gel. Lebih lanjut Buhani (2003) melaporkan bahwa kemampuan adsorpsi biomassa Chlorella sp. untuk mengadsorpsi ion logam Cd, Pb, dan Cu, lebih tinggi dibandingkan dengan biomassa yang diimmobilisasi silika gel. Tetapi meskipun kemampuan adsorpsi biomassa terimmobilisasi lebih rendah dari biomassa bebas, tetapi biomassa terimmobilisasi akan mempunyai bentuk agregat yang stabil.

Penutup

Pemanfaatan alga baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk biomassa sebagaimana telah diuraikan diatas, sangat potensial untuk diterapkan di Indonesia. Pada prinsipnya, teknologi yang melibatkan alga dalam mengatasi permasalahan lingkungan aquatik masih dalam tahap pengembangan dan masih banyak pekerjaan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan metode ini. Hanya penelitian-penelitian dan kajian-kajian yang berkesinambungan akan dapat menentukan proses terbaik untuk memecahkan permasalahan logam berat di lingkungan. Disamping itu, dengan mengembangkan metode ini untuk mengadsorpsi logam berat yang bersifat racun bagi kehidupan organisme, akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan dapat meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia



Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Buhani, M.Si dan Dr. Suharso atas bimbingan dalam penelitian tentang biosorpsi logam berat oleh alga. Dan teman-teman Biosorption Research Group (BRG) Unila; Fitriyah, Mutia Rachmayanti, Sri Agustiningsih, Nunung K, Elistiani, Indri Puspita, Faradilla, Regina dan Mumu, serta teman-teman KPK 2002.


Disarikan dari karya tulis ilmiah :

Sinly Evan Putra. 2007. Potensi Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Berat. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Lampung. Jumlah Halaman 50 Lembar

Korespondensi dengan Penulis : sent_chemunila [at] yahoo.com

0 komentar:

Posting Komentar

Word of the Day

Article of the Day

This Day in History

Today's Birthday

In the News

Quote of the Day

Spelling Bee
difficulty level:
score: -
please wait...
 
spell the word:

Match Up
Match each word in the left column with its synonym on the right. When finished, click Answer to see the results. Good luck!

 

Hangman
SEO Complete Guide for Wordpress

About Me

Foto saya
manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa. Enjoy Aja ...!!!

Visitor

Blog Archive

Tampilkan Semua Posting