Instant Internet Business Ideas
Minggu, 18 Oktober 2009

Isolasi Geografis Memicu Evolusi Mikroba Termofilik


Sulfolobus islandicus, archaea yang dapat hidup pada temperatur dan tingkat keasaman tinggi, menawarkan banyak rahasia bagi para peneliti sumber mata air vulkanik. Dalam hasil penelitian terakhir, telah dilaporkan adanya lebih banyak variasi S.islandicus dari yang sebelumnya diperkirakan. Keanekaragaman ini sebagian besar dipicu oleh isolasi geografis.

Penemuan ini menjadi terobosan tersendiri dalam ilmu evolusi; membuktikan bahwa kondisi geografis dapat mengalahkan faktor-faktor lainnya dalam menyebabkan perubahan komposisi genetik. S.islandicus diklasifikasikan sebagai archaea, yaitu kelompok organisme uniseluler yang hidup pada kondisi lingkungan ekstrim. Sebelumnya, archea dikatergorikan sebagai bakteri, tetapi penelitian lebih lanjut membuktikan adanya perbedaan yang signifikan pada gen keduanya sehingga archea kini memiliki domain tersendiri.

Whitaker telah menghabiskan hampir satu dekade meneliti karakteristik gen S.islandicus. Studi terbaru dari Proceedings of the National Academy of Sciences USA membandingkan tiga populasi S.islandicus dari sumber air panas Yellowstone National Park, Lassen National Park (California), serta Mutnovsky Volcano (Rusia timur). Kebutuhan fisiologis yang ekstrim menjadikan S.islandicus subjek yang menarik untuk mempelajari isolasi geografis. Archea ini hanya dapat hidup pada temperatur yang mendekati titik didih air, dan pH yang menyerupai keasaman baterai. Mereka menangkap oksigen dan gas-gas vulkanik, lalu melepaskan asam sulfat. Sangat sulit bagi mereka untuk bertahan lama di luar habitat aslinya.

Dengan membandingkan karakteristik gen dari spesies di ketiga lokasi tersebut, Whitaker dan rekan-rekannya dapat melihat tingkat evolusi archea ini dari spesies nenek moyang mereka yang hidup lebih dari 900 abad yang lalu. Paket gen lengkap S.islandicus mengandung satu set gen inti yang dimiliki oleh semua spesies genus tersebut, ditambah sedikit perubahan yang khas pada masing-masing spesies. Namun, ada pula grup gen variabel yang bisa sangat berbeda antarspesies, bahkan antarstrain.

Whitaker mendeteksi perubahan yang sangat cepat dalam gen-gen variabel S.islandicus. Lebih dari itu, tingkat variasi pun cukup besar antarsel yang tinggal di lokasi yang sama. Dengan ini, Whitaker telah mematahkan teori mengenai adaptasi pada lingkungan baru. Pada umumnya, orang akan mengira mikroba yang dipindahkan ke lingkungan baru akan melakukan adapasi genetik yang sesuai dengan kondisi di sekitarnya. Padahal, dalam kasus ini tidak demikian.

Sama seperti bakteri, Archea dapat melakukan transfer gen antarsel, mengambil gen bebas di alam (plasmid), serta dimasuki gen asing melalui virus. Variasi dalam gen S.islandicus telah dideteksi sebagai hasil dari plasmid dan virus. Pada beberapa strain ditemukan gen-gen imunitas yang diduga muncul akibat infeksi oleh virus. Sebaliknya, diketahui pula banyaknya gen-gen yang hilang, dengan komposisi berbeda untuk masing-masing strain.

Menurut Whitaker, penemuan ini menggoyahkan persepsi bahwa mikroba mampu menyerap materi genetik sebanyak-banyaknya dari lingkungan secara universal. Nyatanya, mikroba seperti S.islandicus memperoleh gen-gen baru dari sumber yang sangat terbatas, yaitu melalui virus dan elemen genetik yang tersedia hanya pada lingkungan geografisnya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Word of the Day

Article of the Day

This Day in History

Today's Birthday

In the News

Quote of the Day

Spelling Bee
difficulty level:
score: -
please wait...
 
spell the word:

Match Up
Match each word in the left column with its synonym on the right. When finished, click Answer to see the results. Good luck!

 

Hangman
SEO Complete Guide for Wordpress

About Me

Foto saya
manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa. Enjoy Aja ...!!!

Visitor

Blog Archive

Tampilkan Semua Posting