Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Berat (Bagian 2: Biosorben)
Dalam pengolahan limbah industri yang mengandung logam berat, pemanfaatan alga baik dalam bentuk biomassa bebas maupun yang terimmobilisasi sebagai biosorben tidak diragukan lagi, karena metode ini sangat efisien, biaya relatif murah, hasil samping tidak berbahaya, biosorben dapat diregenerasi, dan ion logam yang teradsorpsi dapat di-recovery kembali (Kratochvil dan Volesky, 1998).
Biosorben dari biomassa alga
Biomassa alga dari beberapa spesies alga efektif untuk mengikat ion logam pada lingkungan aquatik. Berberapa spesies alga yang umumnya dimanfaatkan biomassanya adalah dari jenis alga coklat dan alga hijau. Pemilihan biomassa alga ini sebagai biosorben dilakukan karena spesies alga ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap pengambilan logam berat, mudah dibudidayakan, dan dapat diperoleh dari sejumlah laboratorium-laboratorium pengkoleksian kultur di berbagai negara.
Berikut adalah contoh biomassa alga yang potensial sebagai biosorben logam berat berdasarkan beberapa rujukan penelitian :
Tabel 2. Biomassa Alga yang Potensial sebagai Biosorben
Biomassa Alga | Logam Berat | Sumber Rujukan |
Desulfovibrio desulfuricans Ganoderma lucidum Sargassum sp. Sargassum filipendula Sargassum fluitans Sargassum vulgare Ulva reticulata Sunflower stalk Chlorella sp. Nannochloropsis sp. | Cu Cu Cd Cu, Cr, dan Ni Pb, Cd, Cu Cd, Zn, Cu Cu Cu Fe Cu Cu Cu Pb, Cd, Cu Pb Cd Pb, Cu | Chen et al., 2000 Muraleedharan et al., 1995 Yang and Volesky (1999) Barkhordar dan Ghiasseddin (2004) Mutia Rachmayanti (2007) Valdman and Leite (2000) Davis et al., 2000 Davis et al., 2000 Figueirira et al., 1999 Davis et al., 2000 Vijayaraghavan et al., 2005 Gang and Welxing, 1998 Buhani (2003) Nurmalina Syafitri (2003) Agung Sasongko (2002) Yelni (2005) |
Biosorben dari biomassa terimmobilisasi
Kemampuan alga dalam mengikat logam berat dalam bentuk biomassa secara langsung sangat dibatasi oleh beberapa kendala seperti ukurannya kecil, berat jenisnya yang rendah, dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain. Selain itu, biomassa alga tidak dapat digunakan secara langsung dalam kolom, karena sangat lunak dan tidak berbentuk granular. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka perlu dilakukan immobilisasi pada biomassanya dengan matrik pendukung.
Syarat suatu bahan sebagai matrik pendukung antara lain (1) mempunyai sisi aktif terutama mengandung gugus aktif yang reaktif, (2) mempunyai permukaan yang luas, (3) memiliki kapasitas pengikatan yang tinggi, (4) mempunyai daya tahan yang baik terhadap perubahan-perubahan pelarut kimia. Beberapa matrik pendukung yang dapat digunakan sebagai pengimmobil antara lain polimer etil akrilat etilen glikol dimetakrilat (Latifah, 1998), silika gel (Amaria, 2000; Buhani, 2003), Ca-alginat (Yalcinkaya, 2002), zeolit (Wight and Davis, 2002; Buhani dan Suharso, 2005), crosslink polietilamina-glutaraldehid (Valdman dan Leite, 2000), polietilena glikol (Dickerson et al., 1999), dan alumina (Griffin et al., 2002).
Penelitian tentang biomassa terimmobilisasi untuk menghilangkan ion-ion logam seperti Hg, Cu, Zn, Cd, dan Cu telah dilaporkan (Darnall et al., 1986; Haris dan Ramelow, 1990; Tong et al., 1994). Evaluasi kemampuan adsorpsi biomassa Chaetoceros calsitrans yang terimmobilisasi silika gel terhadap ion Cu dan Cd juga telah dilaporkan (Amaria, 1998), dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa biomassa Chaetoceros calsitrans mempunyai kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan biomassa yang telah terimmobilisasi silika gel. Lebih lanjut Buhani (2003) melaporkan bahwa kemampuan adsorpsi biomassa Chlorella sp. untuk mengadsorpsi ion logam Cd, Pb, dan Cu, lebih tinggi dibandingkan dengan biomassa yang diimmobilisasi silika gel. Tetapi meskipun kemampuan adsorpsi biomassa terimmobilisasi lebih rendah dari biomassa bebas, tetapi biomassa terimmobilisasi akan mempunyai bentuk agregat yang stabil.
Penutup
Pemanfaatan alga baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk biomassa sebagaimana telah diuraikan diatas, sangat potensial untuk diterapkan di Indonesia. Pada prinsipnya, teknologi yang melibatkan alga dalam mengatasi permasalahan lingkungan aquatik masih dalam tahap pengembangan dan masih banyak pekerjaan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan metode ini. Hanya penelitian-penelitian dan kajian-kajian yang berkesinambungan akan dapat menentukan proses terbaik untuk memecahkan permasalahan logam berat di lingkungan. Disamping itu, dengan mengembangkan metode ini untuk mengadsorpsi logam berat yang bersifat racun bagi kehidupan organisme, akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan dapat meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Buhani, M.Si dan Dr. Suharso atas bimbingan dalam penelitian tentang biosorpsi logam berat oleh alga. Dan teman-teman Biosorption Research Group (BRG) Unila; Fitriyah, Mutia Rachmayanti, Sri Agustiningsih, Nunung K, Elistiani, Indri Puspita, Faradilla, Regina dan Mumu, serta teman-teman KPK 2002.
Disarikan dari karya tulis ilmiah :
Sinly Evan Putra. 2007. Potensi Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Berat. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Lampung. Jumlah Halaman 50 Lembar
Korespondensi dengan Penulis : sent_chemunila [at] yahoo.com
demarcation | |
Definition: | The boundary of a specific area. |
Synonyms: | limit |
Of all those in the army close to the commander none is more intimate than the secret agent; of all rewards none more liberal than those given to secret agents; of all matters none is more confidential than those relating to secret operations.
Sun Tzu (544 BC-496 BC) |
About Me
Visitor
Blog Archive
-
▼
2009
(84)
-
▼
Oktober
(84)
- Kimiawan adalah Pemain di belakang Layar
- Mimpi Semalam
- Mr. Drakula Ikut Pesta
- Brassinolide, Steroid Perangsang Tumbuhan
- Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas
- Bioremoval, Metode Alternatif Untuk Menanggulangi ...
- Microsphere, Drug Delivery untuk Hepatitis B
- RNAi vs H5N1
- Klorofil sebagai Darah Hijau Manusia
- Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Bera...
- Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Bera...
- Homoseksual, tinjauan dari perspektif ilmiah
- Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam
- Peran Komputer dalam Penemuan Obat
- Biosensor dan Aplikasinya
- Kanari Kimia dalam Tambang Batu Bara Biologis
- Ilmu Untuk Mencium
- Golongan Feromon Baru Ditemukan
- DNA Tiruan
- Senyawa Dari Bakteri Untuk Pengendalian DBD
- Manusia Bisa Mengindera Cahaya Melalui Kulit
- Sel Buatan yang Mampu Menemukan Lokasi Penyakit da...
- Perangkap Logam untuk Menghentikan Alzheimer
- Peter Agre, Penemu Water Channels
- Antibodi Rekayasa Bisa Mengurangi Risiko Kemoterapi
- Semut Dan Kimia
- Membuat Obat Dengan Medium Khamir
- Di balik Teknologi Tes DNA
- Bakteri yang Berfotosintesis Tanpa Air
- Mengungkap Rahasia Reparasi DNA
- Kalimat-Kalimat Maut Untuk Mikroba
- Inhibitor Protein Dipeptidyl Peptidase-4, Generasi...
- Komputer biologis dari RNA
- Pengobatan bebas suntikan untuk pasien diabetes?
- Zn dapat mengenali sel-sel bakteri
- Bakteri Akuatik sebagai Tabir Surya Alami
- Kristalisasi dengan Bantuan DNA
- Kompor Gas Berbahan Bakar Sekam Padi
- Ampas kopi sebagai bahan alternatif bahan biosolar
- Kompleks kobalt-aspirin menjanjikan sebagai anti-t...
- Fakta tentang Feromon
- Rekayasa tanaman untuk menghasilkan obat-obat pote...
- Indikator bau badan sebagai ganti sidik jari berba...
- Zat aditif makanan mempromosikan regenerasi jaringan
- Pendahuluan Sistem diagnostik DNA
- Usia fotosintesis dipertanyakan
- Hubungan sinergis antara Bioinformatika dan Biokimia
- Pelajaran kimia di kamar mandi
- Cara sederhana daur ulang limbah biodiesel
- Peneliti menggunakan Komputer Super untuk menelusu...
- Dari Lemak ke Bahan Bakar
- Komputasi Biokimia berhasil mengungkapkan petunjuk...
- Bunga yang sedang kehilangan wanginya
- Komputasi Biokimia telah membantu memecahkan masal...
- Penggunaan Komputer sebagai Strategi melawan Kanker
- Teknik Komputasi baru dapat memprediksi efek sampi...
- Ilmuwan Telah Menemukan Struktur Yang Paling Mende...
- Biofilm dan Keadaan Tumbuhnya
- Teka-Teki Patogenesitas Osteoporosis Telah Dipecah...
- Cara Baru untuk Mengobati Depresi
- Penyerapan Garam Mempengaruhi Tekanan Darah
- Variasi Tingkat Imunitas Pasien Influenza
- Kulit Buatan Berhasil Diproduksi Melalui Proses Ot...
- Bakteri Pengurai Kolesterol Diisolasi dari Lumpur ...
- Prediksi kegunaan baru dari obat lama berdasarkan ...
- Isolasi Geografis Memicu Evolusi Mikroba Termofilik
- Pembentukan Struktur Tiga Dimensi dengan Origami DNA
- Analisis Virus Flu Untuk Mendapat Vaksin Yang Lebi...
- Nanoteknologi Ultrasonik Membuka Jalan Untuk Melak...
- Pompa Jantung Generasi 3
- Tiga pasien Rumah Sakit Presbytarian, New York ...
- Kemajuan Neuroscience Membuka Kemungkinan Edit Memori
- Enzim “hidroksietilfosfonat dioksigenase” (HEPD) M...
- Gen Penyebab Fibrosis Pulmonaris Idiopatik
- Dentigerumycin: Senyawa Antibiotik mediator dari S...
- Kekurangan Gizi di Otak Picu Alzheimer
- Jam Biologis Menentukan Waktu yang Tebat untuk Kem...
- Cara Baru Atasi Obesitas dan Diabetes
- Ikatan Baru ditemukan pada Semua Makhluk Hidup
- Evolusi Klasik dalam Tabung Reaksi
- Asal Usul Sklerosis Multipel
- Kinds of Diseases
- Diabetes Diets - Modifications of Carbohydrate Intake
- 5 Nutrient Packed Carbohydrate Sources
-
▼
Oktober
(84)
0 komentar:
Posting Komentar