Bunga yang sedang kehilangan wanginya
Berita yang tidak menyenangkan ini datang dari Natalia Dudareva, profesor pembantu di bidang biologi reproduktif Departemen Horticulture and Landscape Architecture at Purdue University di Indiana.
Natalia kecewa karena banyak kembang yang tidak lagi memiliki wangi yang sama seperti dulu – dan bahkan ada yang sudah tidak memiliki aroma sama sekali dibanding dengan kembang serupa di zaman dulu. Alasannya adalah metode-metode pembiakan tanaman moderen yang digunakan oleh industri kembang telah mengurangi wangi dari kembang-kembang terkenal.
Alan Blowers, kepala bioteknologi kembang untuk Ball Helix, sebuah perusahaan biotek di Chicago Barat, Illionis, mengatakan bahwa warna mendapatkan prioritas utama saat pembiakan dilakukan. Karena para pelaku hanya berupaya untuk meningkatkan kulitas bunga – bentuk dan ukurannya – maka ini berpengaruh terhadap aroma bunga tersebut.
“Persilangan selektif telah mengurangi wangi kembang menjadi hampir tidak berbau sama sekali. Kembang-kembang dibiakkan untuk warna, ukuran dan umur panjang tanpa ada perhatian terhadap wanginya. Wangi flora hilang, dan tidak ada yang tahu kenapa,” kata Dudareva.
Sekarang ini dia dan rekan-rekannya sedang mencari cara untuk mengembalikan wangi-wangi seperti dahulu dan kemungkinan memanipulasi wangi yang baru. Penelitiannya akan menguntungkan bukan hanya hortikulturis tetapi juga agrikulturis. Masa depan seluruh jenis tanaman tergantung pada polinator serangga yang tertarik terhadap wangi kembang. Tanpa serangga-serangga ini, tanaman-tanaman tidak bisa berkembang biak dan akan mati.
Wangi dihasilkan oleh senyawa-senyawa volatil pada tanaman dan memiliki beberapa kegunaan penting. Wangi tidak hanya menjadikan bunga berbau harum tetapi juga menarik serangga polinator dan menolak hama. Senyawa-senyawa volatil ini juga digunakan untuk memberi sinyal tanaman lain.
“Tanaman menggunakan wangi flora untuk menarik polinator atau untuk menolak serangga berbahaya. Wangi flora mulai terbentuk sebagai minyak yang dihasilkan oleh daun bunga pada kebanyakan tanaman. Karena minyak-minyak ini mudah menguap pada suasana panas, maka para ilmuwan menyebutnya sebagai senyawa volatil. Aroma bunga bisa mengandung antara tujuh sampai sepuluh minyak berbeda, seperti pada bunga snapdragon atau petunia, atau bisa mencapai 100 zat kimia berbeda, seperti pada bunga anggrek,” papar editor ScienceDaily.com
“Ada beberapa contoh tanaman yang telah terinfeksi dengan sebuah virus dan telah melepaskan senyawa volatil yang mensinyalir tanaman lain untuk memasang sistem pertahanan terhadap virus tersebut,” tambah Dudareva.
Dengan memahami bagaimana senyawa volatil dihasilkan dan gen-gen apa yang terlibat, Dudareva berharap untuk menghasilkan lebih banyak kembang-kembang yang berbau lebih harum dan bahkan mengontrol saat pelepasan wanginya.
“Industri flora tertarik dalam menghasilkan kembang-kembang yang semerbak mewangi di malam hari, ketika kita berada di rumah saat pulang kerja. Petunia merupakan salah satu jenis kembang yang melespakan aroma wanginya di malam hari, jadi kita tentu dapat meniru ini. Tetapi sebelum kita membuat kembang yang lebih wangi di malam hari, kita perlu mengembalikan aroma wangi sebagian besar bunga yang telah hilang,” paparnya.
demarcation | |
Definition: | The boundary of a specific area. |
Synonyms: | limit |
Of all those in the army close to the commander none is more intimate than the secret agent; of all rewards none more liberal than those given to secret agents; of all matters none is more confidential than those relating to secret operations.
Sun Tzu (544 BC-496 BC) |
About Me
Visitor
Blog Archive
-
▼
2009
(84)
-
▼
Oktober
(84)
- Kimiawan adalah Pemain di belakang Layar
- Mimpi Semalam
- Mr. Drakula Ikut Pesta
- Brassinolide, Steroid Perangsang Tumbuhan
- Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas
- Bioremoval, Metode Alternatif Untuk Menanggulangi ...
- Microsphere, Drug Delivery untuk Hepatitis B
- RNAi vs H5N1
- Klorofil sebagai Darah Hijau Manusia
- Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Bera...
- Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Bera...
- Homoseksual, tinjauan dari perspektif ilmiah
- Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam
- Peran Komputer dalam Penemuan Obat
- Biosensor dan Aplikasinya
- Kanari Kimia dalam Tambang Batu Bara Biologis
- Ilmu Untuk Mencium
- Golongan Feromon Baru Ditemukan
- DNA Tiruan
- Senyawa Dari Bakteri Untuk Pengendalian DBD
- Manusia Bisa Mengindera Cahaya Melalui Kulit
- Sel Buatan yang Mampu Menemukan Lokasi Penyakit da...
- Perangkap Logam untuk Menghentikan Alzheimer
- Peter Agre, Penemu Water Channels
- Antibodi Rekayasa Bisa Mengurangi Risiko Kemoterapi
- Semut Dan Kimia
- Membuat Obat Dengan Medium Khamir
- Di balik Teknologi Tes DNA
- Bakteri yang Berfotosintesis Tanpa Air
- Mengungkap Rahasia Reparasi DNA
- Kalimat-Kalimat Maut Untuk Mikroba
- Inhibitor Protein Dipeptidyl Peptidase-4, Generasi...
- Komputer biologis dari RNA
- Pengobatan bebas suntikan untuk pasien diabetes?
- Zn dapat mengenali sel-sel bakteri
- Bakteri Akuatik sebagai Tabir Surya Alami
- Kristalisasi dengan Bantuan DNA
- Kompor Gas Berbahan Bakar Sekam Padi
- Ampas kopi sebagai bahan alternatif bahan biosolar
- Kompleks kobalt-aspirin menjanjikan sebagai anti-t...
- Fakta tentang Feromon
- Rekayasa tanaman untuk menghasilkan obat-obat pote...
- Indikator bau badan sebagai ganti sidik jari berba...
- Zat aditif makanan mempromosikan regenerasi jaringan
- Pendahuluan Sistem diagnostik DNA
- Usia fotosintesis dipertanyakan
- Hubungan sinergis antara Bioinformatika dan Biokimia
- Pelajaran kimia di kamar mandi
- Cara sederhana daur ulang limbah biodiesel
- Peneliti menggunakan Komputer Super untuk menelusu...
- Dari Lemak ke Bahan Bakar
- Komputasi Biokimia berhasil mengungkapkan petunjuk...
- Bunga yang sedang kehilangan wanginya
- Komputasi Biokimia telah membantu memecahkan masal...
- Penggunaan Komputer sebagai Strategi melawan Kanker
- Teknik Komputasi baru dapat memprediksi efek sampi...
- Ilmuwan Telah Menemukan Struktur Yang Paling Mende...
- Biofilm dan Keadaan Tumbuhnya
- Teka-Teki Patogenesitas Osteoporosis Telah Dipecah...
- Cara Baru untuk Mengobati Depresi
- Penyerapan Garam Mempengaruhi Tekanan Darah
- Variasi Tingkat Imunitas Pasien Influenza
- Kulit Buatan Berhasil Diproduksi Melalui Proses Ot...
- Bakteri Pengurai Kolesterol Diisolasi dari Lumpur ...
- Prediksi kegunaan baru dari obat lama berdasarkan ...
- Isolasi Geografis Memicu Evolusi Mikroba Termofilik
- Pembentukan Struktur Tiga Dimensi dengan Origami DNA
- Analisis Virus Flu Untuk Mendapat Vaksin Yang Lebi...
- Nanoteknologi Ultrasonik Membuka Jalan Untuk Melak...
- Pompa Jantung Generasi 3
- Tiga pasien Rumah Sakit Presbytarian, New York ...
- Kemajuan Neuroscience Membuka Kemungkinan Edit Memori
- Enzim “hidroksietilfosfonat dioksigenase” (HEPD) M...
- Gen Penyebab Fibrosis Pulmonaris Idiopatik
- Dentigerumycin: Senyawa Antibiotik mediator dari S...
- Kekurangan Gizi di Otak Picu Alzheimer
- Jam Biologis Menentukan Waktu yang Tebat untuk Kem...
- Cara Baru Atasi Obesitas dan Diabetes
- Ikatan Baru ditemukan pada Semua Makhluk Hidup
- Evolusi Klasik dalam Tabung Reaksi
- Asal Usul Sklerosis Multipel
- Kinds of Diseases
- Diabetes Diets - Modifications of Carbohydrate Intake
- 5 Nutrient Packed Carbohydrate Sources
-
▼
Oktober
(84)
0 komentar:
Posting Komentar