Antibodi Rekayasa Bisa Mengurangi Risiko Kemoterapi
Antibodi-antibodi bisa direkayasa agar terikat ke molekul tertentu atau "antigen" pada permukaan sel-sel kanker, sehingga obat yang melekat padanya bisa disalurkan secara langsung ke tumor.
Sekarang ini, sebuah tim yang dipimpin oleh William Mallet dan Jagath Junutula di sebuah perusahaan bioteknologi Genetech di California telah menemukan sebuah cara baru untuk mengikatkan obat-obat antikanker ke tempat-tempat tertentu pada antibodi. Sebelumnya, para ilmuwan mengikatkan obat ke antibodi melalui asam-asam amino konstituennya – biasanya lisin atau sistein.
Tetapi pendekatan ini berarti bahwa terdapat variasi tempat dan cara molekul terikat ke antibodi – sehingga menyulitkan untuk mengukur dosis tepat yang harus diberikan kepada pasien. Antibodi-antibodi yang membawa banyak molekul obat telah diketahui tidak lebih efektif dalam mengobati kanker tetapi bisa menyebabkan lebih banyak efek samping pada pasien.
Skema proses reduksi dan oksidasi yang digunakan untuk mereaktivasi THIOMABs dan konyugasinya ke obat.
Teknik baru yang ditemukan dapat memastikan bahwa obat-obat antikanker terikat ke antibodi pada tempat dan jumlah yang pasti. Para ilmuwan ini menambahkan dua residu asam amino sistein yang baru kedalam antibodi – yang mereka sebut sebagai THIOMABs – dan mengkonyugasikan obat ke asam-asam amino yang baru ini, bukan ke asam-asam amino yang terdapat secara alami.
Sistein yang direkayasa tidak bisa langsung digunakan untuk mengikat molekul obat karena mereka terkunci dalam ikatan-ikatan disulfida dengan sistein bebas (terdapat dalam medium kultur, atau glutation, yang secara alami dihasilkan oleh sel-sel yang mengekspresikan antibodi THIOMAB). Untuk mengatasi masalah ini, mereka terlebih dahulu menambahkan sebuah agen pereduksi untuk memutus ikatan-ikatan disulfida tersebut, sehingga membuka gugus tiol fungsional dari sistein. Karena penambahan agen pereduksi ini juga memutus ikatan-ikatan disulfida yang terbentuk secara alami dalam antibodi, maka mereka selanjutnya harus mengoksidasi ulang antibodi untuk mereperasinya. Proses ini tinggal menyisakan gugus tiol dari sistein rekayasa untuk konyugasi, sehingga obat akan terikat ke gugus tiol ini.
"Pendekatan yang baru ini bisa menjadi sebuah cara untuk menghasilkan konjugat obat yang memiliki indeks terapeutik bertambah", kata Mallet. Konjugat THIOMAB sama efektifnya dengan konjugat antibodi sebelumnya dalam mengobati kanker pada mencit tetapi dosis obat hanya sekitar setengah dari yang sebelumnya.
Pendekatan ini bisa digunakan dengan berbagai konjugat berbeda, karena molekul yang menghubungkan konjugat ke sistein membentuk sebuah ikatan tioleter. "Beberapa hal penting dari penelitian ini adalah bahwa mereka telah menggabungkan sebuah obat potensial sedemikian rupa sehingga teknologi ini bisa digunakan untuk menggabungkan hampir semua, bukan cuma obat – misalnya enzim, toksin, ligan radio-isotop dan obat-obat terapi fotodinami," kata Mahendra Deonarain, kepala laboratorium terapeutik antibodi rekombinan di Imperial College London, Inggris.
David Thurston, profesor penemuan obat antikanker di Center Research Inggris, menganggap penelitian ini sebagai "kemajuan besar" yang akan menghasilkan pengobatan kanker yang lebih efektif. "Pada model hewan, konjugat antibodi-obat yang baru ini lebih efektif dalam membunuh sel-sel kanker dibanding generasi konjugat sebelumnya, dan yang lebih penting lagi, bisa diberikan pada dosis yang lebih tinggi karena kurang toksik," kata dia.
Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/
demarcation | |
Definition: | The boundary of a specific area. |
Synonyms: | limit |
Of all those in the army close to the commander none is more intimate than the secret agent; of all rewards none more liberal than those given to secret agents; of all matters none is more confidential than those relating to secret operations.
Sun Tzu (544 BC-496 BC) |
About Me
Visitor
Blog Archive
-
▼
2009
(84)
-
▼
Oktober
(84)
- Kimiawan adalah Pemain di belakang Layar
- Mimpi Semalam
- Mr. Drakula Ikut Pesta
- Brassinolide, Steroid Perangsang Tumbuhan
- Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas
- Bioremoval, Metode Alternatif Untuk Menanggulangi ...
- Microsphere, Drug Delivery untuk Hepatitis B
- RNAi vs H5N1
- Klorofil sebagai Darah Hijau Manusia
- Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Bera...
- Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Bera...
- Homoseksual, tinjauan dari perspektif ilmiah
- Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam
- Peran Komputer dalam Penemuan Obat
- Biosensor dan Aplikasinya
- Kanari Kimia dalam Tambang Batu Bara Biologis
- Ilmu Untuk Mencium
- Golongan Feromon Baru Ditemukan
- DNA Tiruan
- Senyawa Dari Bakteri Untuk Pengendalian DBD
- Manusia Bisa Mengindera Cahaya Melalui Kulit
- Sel Buatan yang Mampu Menemukan Lokasi Penyakit da...
- Perangkap Logam untuk Menghentikan Alzheimer
- Peter Agre, Penemu Water Channels
- Antibodi Rekayasa Bisa Mengurangi Risiko Kemoterapi
- Semut Dan Kimia
- Membuat Obat Dengan Medium Khamir
- Di balik Teknologi Tes DNA
- Bakteri yang Berfotosintesis Tanpa Air
- Mengungkap Rahasia Reparasi DNA
- Kalimat-Kalimat Maut Untuk Mikroba
- Inhibitor Protein Dipeptidyl Peptidase-4, Generasi...
- Komputer biologis dari RNA
- Pengobatan bebas suntikan untuk pasien diabetes?
- Zn dapat mengenali sel-sel bakteri
- Bakteri Akuatik sebagai Tabir Surya Alami
- Kristalisasi dengan Bantuan DNA
- Kompor Gas Berbahan Bakar Sekam Padi
- Ampas kopi sebagai bahan alternatif bahan biosolar
- Kompleks kobalt-aspirin menjanjikan sebagai anti-t...
- Fakta tentang Feromon
- Rekayasa tanaman untuk menghasilkan obat-obat pote...
- Indikator bau badan sebagai ganti sidik jari berba...
- Zat aditif makanan mempromosikan regenerasi jaringan
- Pendahuluan Sistem diagnostik DNA
- Usia fotosintesis dipertanyakan
- Hubungan sinergis antara Bioinformatika dan Biokimia
- Pelajaran kimia di kamar mandi
- Cara sederhana daur ulang limbah biodiesel
- Peneliti menggunakan Komputer Super untuk menelusu...
- Dari Lemak ke Bahan Bakar
- Komputasi Biokimia berhasil mengungkapkan petunjuk...
- Bunga yang sedang kehilangan wanginya
- Komputasi Biokimia telah membantu memecahkan masal...
- Penggunaan Komputer sebagai Strategi melawan Kanker
- Teknik Komputasi baru dapat memprediksi efek sampi...
- Ilmuwan Telah Menemukan Struktur Yang Paling Mende...
- Biofilm dan Keadaan Tumbuhnya
- Teka-Teki Patogenesitas Osteoporosis Telah Dipecah...
- Cara Baru untuk Mengobati Depresi
- Penyerapan Garam Mempengaruhi Tekanan Darah
- Variasi Tingkat Imunitas Pasien Influenza
- Kulit Buatan Berhasil Diproduksi Melalui Proses Ot...
- Bakteri Pengurai Kolesterol Diisolasi dari Lumpur ...
- Prediksi kegunaan baru dari obat lama berdasarkan ...
- Isolasi Geografis Memicu Evolusi Mikroba Termofilik
- Pembentukan Struktur Tiga Dimensi dengan Origami DNA
- Analisis Virus Flu Untuk Mendapat Vaksin Yang Lebi...
- Nanoteknologi Ultrasonik Membuka Jalan Untuk Melak...
- Pompa Jantung Generasi 3
- Tiga pasien Rumah Sakit Presbytarian, New York ...
- Kemajuan Neuroscience Membuka Kemungkinan Edit Memori
- Enzim “hidroksietilfosfonat dioksigenase” (HEPD) M...
- Gen Penyebab Fibrosis Pulmonaris Idiopatik
- Dentigerumycin: Senyawa Antibiotik mediator dari S...
- Kekurangan Gizi di Otak Picu Alzheimer
- Jam Biologis Menentukan Waktu yang Tebat untuk Kem...
- Cara Baru Atasi Obesitas dan Diabetes
- Ikatan Baru ditemukan pada Semua Makhluk Hidup
- Evolusi Klasik dalam Tabung Reaksi
- Asal Usul Sklerosis Multipel
- Kinds of Diseases
- Diabetes Diets - Modifications of Carbohydrate Intake
- 5 Nutrient Packed Carbohydrate Sources
-
▼
Oktober
(84)
0 komentar:
Posting Komentar